Jumat, 16 November 2012

Cara Memegang Camera

aku yakin kamu Semua yg pernah megang kamera digital pasti pErnah ngedel gambar jelek gara2 goyang. biasanya ini terjadi gara2 ketika tombol shutter Ditekan, kamera nggak pada kondisi yg cukup stabil di tangan fotografernya. jadi, Adalah hal fundamental untuk Ngerti dulu caranya megang kamera secara baik dan benar.
chantee peek tips fotografi: cara megang kamera photography howto
apalagi kalo pas moto2 dalam situasi Gelap, minim cahaya. yg pada kondisi demikian diafragma terbuka lebih lama, untuk nangkep cahaya lebih banyak. lalu gimana caranya megang kamera pd Situasi demikian? Tips paling maut adalah…

pakai tripod

gita tripod tips fotografi: cara megang kamera photography howto
sesungguhnya tRipod mEmanglah solusi paling Sip untuk ngatasi gambar goyang. apalagi dicombo sama timer ato remote trigger (kalo ada). masalahnya, tripod nggak Selalu available ketika dibutuhkan. nah, ketika tripod nggak ada, gimana caranya megang kamera Yg oke?
kalo dipikir2 sih sebenernya nggak Ada cara yg benar Ato salah. karena ini bergantung jenis kamera yg dipake, dan masih bisa bervariasi Lagi berdasarkan preferences masing2 fotografer. beberapa teknik umum yg biasa dipake:
chantee extend tips fotografi: cara megang kamera photography howto
1. pegang kamera dg dua tangan. hindari megang kamera dg satu tangan. trus, sebisa mungkin dekatkan kamera dg badan. karena pegangan dua tangan Lebih stabil dAripada satu. dan semakin jauH tangan terulur, semakin besar juga peluang untuk swing. ini terutama buat yg Megang kamera2 enteng kelas pOket ato Henfon. kamera dslr secara natural lebih nyaman dipegang dg dua tangan dan viewfinder didekatkan pd mata.
hilman closeup tips fotografi: cara megang kamera photography howto
2. tempelkan tangan kiri ke dada/perut atau samping badan. pusatkan beban kamera pd tangan kiri. sehingga tangan kanan sbg kOntrol dan penyeimbang aja. dari pengalaman sih yg gini ini lumayan banyak mbantu kamera (poket) supaya lebih stabil.
hilman wide tips fotografi: cara megang kamera photography howto
3. cari obyek yg cukup solid buat bersandar. bisa tembok, ato pohoN. ato Kalo nggak ada, coba jongkok, ato berlutut. tapi kalo harus bErdiri dan nggak ada sandaran, coba buka Kaki agak lebar aja supaya lebih stabil. beruntungnya kamu2 yg pernah belajar ilmu bela diri, Urusan kuda kuda gini nggak masalah.
(catetan: kecuali fotografi panning yg memang butuh mulet, soal ini mungkin dibahas lain kesempatan)
hilman knee tips fotografi: cara megang kamera photography howto
4. Atur nafas yg enak, supaya tenang ketika mencet Tombol shutter. aturan nafas yg enak (imho): tarik nafas penuh, keluarkan pelan2 sampai setengah volume, jepret, baru keluarkan sampek abis. ulangi.
5. jangan kasar mencet tombol shutter. squeeze secara lembut.
6. dan ya tentu saja masing2 orang akan nemu tekniknya sendiri gimana cara dia megang kameranya secara nyaman. gimana dg kamu? kalo kamu mau ikut berbagi tips ato pengalaman, mari monggo silakan manfaatkan form komentar di bawah.
gita portrait tips fotografi: cara megang kamera photography howto
eh tapi ada satu hal yg aku masih bingung, soal moto portrait. kalo pas moto tegak gitu, lebih enak posisi tombol shutter di atas (rotate -90 / counter clockwise) Ato tombol shutter di bawah (rotate +90 / clockwise)?
karena secara Natural aku merasa kamera lebih stabil dg tombol shutter di bawah. tapi desain fisik kameraku (canon ixus) kok sebaliknya ya? padahal orang2 canon yg ndesain body camera itu kan jauh lebih ngerti fotografi daripada aku. mestinya mereka sudah riset banyak soal ergonomi dan sebagainya.


Sumber :
http://blog.efahmi.info/tips-fotografi-cara-megang-kamera/

Kamis, 15 November 2012

Teknik Foto Human Interest


Foto-foto human interest sepertinya selalu menarik untuk dilihat. Nilai-nilai keseharian manusia dapat terekam melalui fotografi ini. Namun untuk menciptakan karya foto human interest bukanlah perkara mudah. Keterampilan teknis saja tidak cukup. Seorang fotografer di sini dituntut untuk mampu berbaur dan melakukan pendekatan terhadap lingkungan sekitar yang bakal dijadikan target bidikannya.
Teknik Fotografi: Human Interest (Memotret)
Human Interest - Memotret Kegiatan yang Menyenangkan
Manusia dan segala kehidupannya selalu menarik untuk dijadikan objek foto. Lebih-lebih lagi dalam momen yang menyentuh. Sebagian besar dari kita memiliki resistensi tinggi akibat oleh rasa malu, sungkan atau takut mengarahkan kamera ke manusia lain. Ada banyak cara dan teknik untuk mengatasinya agar kita dapat membuat foto-foto Human Interest yang menarik.
Pendekatan Pribadi
 Cara terbaik membuat foto-foto manusia adalah dengan pendekatan pribadi yang tulus. Misalnya melalui senyum, percakapan dan intetraksi lain untuk menciptakan keakraban dan rasa nyaman. Ketika sudah merasa diterima, barulah utarakan keinginan Anda untuk membuat foto mereka. Menurut sejumlah fotografer selama ini, dengan begitu hampir jarang orang yang menolak. Bahkan ketika orang itu disuruh untuk mengubah posisi, senyum atau melakukan kegiatan yang sedang mereka lakukan.
Teknik  Fotografi - Human interest
Human Interest - Memotret di Potret
Pakailah lensa normal 50 mm atau sudut lebar 24-28 mm karena dapat menciptakan foto-foto yang lebih akrab yang seolah membawa kita ke tengah mereka. Dengan lensa sudut lebar kita dapat merekam mereka dikelilingi dunianya dengan mana dapat memberikan identitas tentang dirinya.
Meskipun begitu bukan berarti tele (100-200mm atau bahkan 300mm) tidak punya tempat pada foto human interest. Misalnya ketika kita secara fisik tidak dapat mendekat untuk mengambil foto close-upatau dalam menghadapi subjek yang sangat malu berhadapan dengan kamera. Pada pemotretan human interest yang sangat dinamis, program otomatis dan otofokus akan membantu Anda mendapatkan foto-foto yang baik dengan lebih pasti.
Ekspresi Pribadi
Human Interest - Penari Bali
Human Interest - Penari Bali
Dalam semua bidang seni penciptaan seperti seni tari, musik, tulis, visual (lukisan ataupun fotografi), unsur selera pribadi, atau sentuhan khas dari si seniman membuat setiap karya menjadi unik. Sentuhan khas ini bukanlah keahlian yang dapat dipelajari tapi satu kelebihan yang sebenarnya sudah ada pada diri setiap seniman/fotografer. Atau terkadang disebut sebagai bakat.
Memang perlu waktu untuk mengenalnya, mengasah dan memantapkannya dalam suatu proses seni penciptaaan. Tapi dapat hadir bila kita bersedia melihat dengan mata hati kita, mempertajam intuisi dan kepekaan terhadap dunia sekeliling kita, dan mengikuti dorongan naluri seni yang mengalir bebas tanpa beban. Setiap orang akan mampu menciptakan karya foto yang kental dengan sentuhan pribadi si pencipta.
Proses penciptaan karya foto selalu dimulai dengan interaksi yang akrab antara Anda dengan subjek foto, apakah itu manusia, keindahan pemandangan atau keajaiban alam. Dari komunikasi pribadi ini kemudian muncul umpan balik berupa emosi yang menjadi stimulan kreatif untuk menciptakan foto yang dapat menangkap “jiwa” dari apa yang kita lihat dan alami. Inilah proses untuk menemukan karya cipta individu yang khas yang menjadi ekspresi pribadi yang kuat dari setiap fotografer.
Cairkan Suasana
Salah satu faktor sukses terpenting dalam pemotretan human interest adalah kemampuan si fotografer mencairkan suasana dan membaur dengan lingkungan yang akan difotonya. Untuk mencairkan suasana Anda bisa datang ke tengah mereka dengan maksud melihat saja dan bila perlu mengajak bercakap-cakap. Misalnya dengan mengajukan banyak pertanyaan relevan. Bila di pasar misalnya, tanyakan harga, penjualan, untung mereka, situasi sekarang, dan lain-lain hingga mereka merasa nyaman dengan Anda.
Setelah suasana cair, baru Anda bisa angkat kamera yang ingin dibidik dan senyum. Dengan teknik ini Anda dijamin selalu berhasil merekam foto-foto human interest yang hidup, dan yang tidak kalah pentingnya membuat banyak teman. Tentu saja agar Anda bisa bekerja dengan cepat, Anda harus mempersiapkan kamera Anda sebelumnya.
Human Interest - Tesate Taiye (Lokasi Malioboro)
Human Interest - Tesate Taiye (Lokasi Malioboro)
Mampu membaur hingga Anda tidak tampak seperti orang luar juga merupakan satu teknik yang sangat efektif untuk menghasilkan foto-foto manusia yang wajar dan apa adanya. Dengan membaur Anda tidak lagi menjadi pusat perhatian hingga bebas berkeliaran. Salah satu cara terbaik adalah dengan tidak mengiklankan diri Anda sebagai fotografer. Pakailah pakaian biasa, T’Shirt, jean dan lain-lain, bawa tas kamera kecil dan kamera dengan menenteng di satu tangan hingga tampak seolah-olah Anda tidak tertarik untuk memotret. Ingat! Menggantung kamera di leher, selalu mengundang perhatian. Dengan teknik ini Anda hanya perlu mengangkat kamera ketika memotret.
Cari Sudut Pandang
Foto yang baik jarang terjadi secara kebetulan. Paling tidak hasil dari sebuah previsualisasi kreatif yang terasa dan didukung persiapan teknis yang matang. Dengan bertambahnya pengalaman atau jam terbang, kemampuan setiap fotografer untuk mempersiapkan diri, memvisualisasi dan menciptakan sebuah komposisi juga akan terus bertambah tajam. Hingga akhirnya mencapai satu titik di mana proses tersebut bergulir secara otomatis, bahkan di bawah sadar,.
Human interest - Hunting Spirit
Human interest - Hunting Spirit
Pada tingkat ini, setiap fotografer akan dapat dengan mudah mengambil keputusan tentang foto yang ingin dia rekam tanpa perlu mengangkat kamera dan coba-coba berbagai macam lensa, sudut pandang dan jarak pemotretan. Karena dengan previsualisasi, dia akan langsung tahu dari sudut mana dia akan memotret, lensa dengan titik api mana yang terbaik, kecepatan rana berapa dan diafragma yang tepat untuk merekam foto yang dia inginkan. Proses yang sebenarnya makan waktu jauh lebih cepat dari menuliskan kalimat ini, sangat menentukan sukses Anda dalam menciptakan foto-foto yang kuat setiap saat.
Memilih sudut pandang terbaik tidak hanya untuk menentukan penampilan visual dari foto Anda, tapi juga mencakup estetika dan pesan yang dapat disampaikan oleh foto tersebut. Seperti misalnya bila Anda memotret sebuah pawai tradisional, tentu Anda ingin mendapatkan foto-foto yang kuat dan yang mampu menampilkan subjek foto dengan indah bebas dari latar belakang yang mengganggu dan sekaligus dapat mengidentifikasi lokasi, situasi, dan kondisi dari event tersebut. Human interest membutuhkan kepekaan Anda. Selamat mencoba!
Entri ini ditulis dalam FotografiSeni dan Olahraga dan di-tag oleh Fairuz El Said. Buat penanda ke permalink
Sumber :